Saturday, January 3, 2015

Ke Jakarta? Menginap di rumah saya, yuk!

Halo!

Selamat tahun baru 2015!

Saya akui waktu saya jauh lebih lengang setelah kembali jadi mahasiswa. Mungkin memang sengaja dibuat seperti itu agar waktu tersebut dipakai untuk...er, belajar. Banyak memang ya saya pelajari, termasuk siapa pemenang The Voice tahun 2014 dan menghayati episode demi episode dari Gilmore Girls. Alhasil, blog sedikit terbengkalai.

Namun ada satu hal penting yang ingin saya ceritakan! Karena saya kini sedang di Denmark, dan suami sudah menyusul ke sini, maka rumah kami disewakan. Baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Silakan saja. Saya pasarkan di Air B&B Rumah saya!



Sunday, October 12, 2014

Seluk-beluk Denmark

Memang, saya baru dua bulan berada di negara yang mendapat predikat negara Terbahagia Sedunia. Tapi setidaknya sudah ada sekilas gambaran seperti apa hidup dan tinggal di Denmark, khususnya Aarhus. Dari pengalaman pribadi, dari bincang ringan dengan teman-teman yang bukan penduduk lokal dan tinggal di sini. Beberapa di antaranya adalah:


1. Senang sekali warna gelap. Entah kenapa, sejauh mata memandang, hanya ada hitam, abu-abu dan sedikit krem. Biru masih boleh. Selebihnya? Hampir tidak ada, Mungkin ada hubungannya dengan cuaca yang mudah sekali berubah, sehingga warna gelap lebih tersamarkan.

Thursday, October 9, 2014

Sing you a waltz

I am no singer.
I know nothing about tunes and notes.

But I know that...

some songs are beyond magical.

Each has its own way to ignite your memory.
It makes you go crazy.
Just by hearing the tunes, lyrics...

You don't need to close your eyes.

One, two melodies... 
and you are  there.

at that particular moment.
That particular time,
God knows cannot be rewind.

Dear memories,
you are my past,
but your presence are inevitable in my present,
for three to four minutes,
once these songs are playing.

1997 Redemption Song, Bob Marley
2000 Sublime, Santeria
2001 Cut Here, The Cure.
2004 Thugz Mansion, 2Pac
2009 Something About Us, Daft Punk







Friday, September 12, 2014

Beda manusia, beda rasa bahagia

Forever Young (Charlie Stinchcomb)

Untuk kisah beasiswa, sekilas lihat perjalanan ini dari perspektif yang berbeda. 

Dari sisi mimpi dan rasa bahagia. 

Saya ingat ketika mendapat email  diterima beasiswa di Aarhus, saya sedang memegang sebuah gelas. Dan saat itu juga, saya lihat tangan saya gemetar luar biasa. Hati berkata...

ternyata.bisa.

Anda tahu? Saya percaya akan dahsyatnya dan kekuatan doa seorang ibu. Saya juga percaya dengan niat dan determinasi bisa terwujud, asalkan dibarengi oleh usaha keras dan doa. Mengenai hasil, biarkan waktu yang menentukan. Saya juga yakin cita-cita/keinginan/faktor pembuat bahagia setiap orang berbeda. Ada yang dengan menetap dan berkeluarga, ada yang menapaki tiap jengkal bumi dengan bertualang, atau bahagia karena dapat bersekolah di negeri orang, seperti saya. Saya akui sering faktor ini kurang sejalan dengan keinginan (atau tuntutan?) segelintir orang di sekeliling yang yakin kita akan bahagia dengan mengikuti tuntutan mereka. 

Saya bilang: mimpi itu milik pribadi. Bahagia itu hakiki. Mimpi tidak mengenal usia. Bahagia itu sederhana. 

Bagilah mimpi pada mereka yang akan bantu mewujudkan, bukan yang hanya menjatuhkan Bagilah pada mereka yang juga akan bahagia, jika kita bahagia, tanpa peduli apa kata orang lain.

Cerita beasiswa serta doa

Kuliah lagi (dok. dari fotoblog milik pribadi) 
Baiklah.

"Rumah" ini sepertinya sudah lama tidak disambangi, bahkan oleh saya, si pemilik :) Jadi kali ini mau berbagi cerita tentang niat, determinasi dan doa seorang ibu.

Seperti yang sudah pernah saya jabarkan di tulisan Kisah Kembali ke Sekolah, saya mendapatkan beasiswa ke Belanda untuk program short course yang memang secara rutin diselenggarakan oleh pemerintah Belanda melalui beasiswa StuNed. Saya belajar soal Online Journalism di RNTC pada Mei dan Juni 2014. Tepat di Mei juga, saya dapat kabar kalau saya juga diterima beasiswa S2 di Denmark, tepatnya di Aarhus University dari universitas yang bersangkutan.

Senangnya luar biasa bisa mendapatkan dua buah beasiswa di tahun yang sama! Kok bisa? Ini jelas bukan perkara mudah, namun akan terasa lebih "mulus" jalannya jika memang didukung oleh niat yang tinggi.

Friday, August 1, 2014

Berbagi inspirasi


Bersyukur karena oleh StuNed saya diminta untuk menceritakan pengalaman di Belanda untuk kemudian muncul di kompas.com: Nikmatnya Belajar Berbeda di Belanda. Semoga dapat menginspirasi :)




Friday, June 20, 2014

Karya Reggae Terbaik AMI 2014!: Berdansa Bersama!

This post is dedicated to my husband & ShaggyDog. CONGRATULATIONS for winning AMI Awards 2014 "Karya Musik Reggae Terbaik"



Wednesday, May 21, 2014

Berada di Belanda

Minggu lalu, kami sekelas diminta untuk bikin personal blog menggunakan Wordpress yang isinya menceritakan kisah selama enam minggu di Belanda. Dalam menulis blog, ada berbagai cara dalam mengeskpresikan cerita: teks, foto, multimedia dan sebagainya.

Untuk proyek ini, saya pilih foto sebagai cara untuk bercerita.

Silakan, intip jurnal saya selama di Belanda.





Thursday, May 8, 2014

Kisah Kembali ke Sekolah!

Kapan terakhir kali menulis sesuatu soal hidup di blog ini? Sudah lama sekali, sepertinya. Kebanyakan isi blog ini soal liburan kecil-kecilan bareng suami. Tapi kali ini berbeda. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk menyelipkan agenda liburan di dalamnya, meski kini sendiri, tanpa suami. Hiks. 

Kembali sekolah. Iya! Tiga hari lagi saya akan terbang ke Belanda untuk ikuti short course Online Journalism di RNTC melalui beasiswa yang saya dapat dari StuNed (Studeren in Nederland), alias pemerintah Belanda. Sekolah selama enam minggu ini akan mempelajari soal cara memaksimalkan internet bagi jurnalis, baik dari segi pencarian berita hingga output dari berita itu sendiri nantinya begitu muncul di dunia maya. Senangnya bukan main! Keinginan untuk sekolah lagi memang sudah ada sejak tahun lalu. Bosan dengan rutinitas bikin saya iseng buka website Neso Indonesia. Di situ terpampang pembukaan untuk StuNed, setelah cek grand finder, situs sumber beasiswa Belanda. Beasiswa dari pemerintah Belanda untuk short course ada NFP, untuk mereka yang bekerja di pemerintahan alias pegawai sipil atau non-pemerintah yang aplikasinya dinominasikan dari tempat kerja. Lalu ada StuNed, yaitu untuk mid-career professionals yang bekerja di swasta. Saya jelas masuk ke bagian kedua. Dan beasiswa ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan, mulai dari penerbangan, asuransi, biaya sekolah, serta akomodasi. Intinya, PENUH! 

Wednesday, May 7, 2014

Cipaheut Pondokan Dago Villa, Cigadung, Bandung

When
3-4 Maret 2014

Where
Cigadung Raya No. 2, Cigadung, Bandung, Indonesia

How to Get There
Tempat ini terletak persis di pinggir jalan raya. Mencarinya juga mudah; saat menyusuri Cigadung Raya, Anda akan temukan sebuah gedung merah (seperti di foto ini) dengan angka 2 besar di pintu masuk. Selamat datang!

Description
Pergi ke Bandung sebenarnya hadiah ulang tahun saya yang tertunda selama lebih dari dua minggu. Saya minta agar suami  bikin agenda berlibur ke Bandung! Nah, dia juga yang temukan tempat ini di Agoda (harga sekitar Rp400.000 per malam). Udara dingin Cigadung serta rindangnya pepohonan memang sangat mendukung penginapan ini. Kami menginap di kamar limasan; semua dinding dari kayu dan terletak di area tengah penginapan. Kamar yang lain tampaknya ada di bagian belakang area. Secara garis besar, tempatnya menyenangkan, memang didesain dengan sangat unik,  bisa dilihat pada restorannya. Ruang tamu alias lobinya juga lucu dan ini terletak di gedung berwarna merah tadi. Ruangan dihiasi sofa motif bunga serta sebuah pojok berisi banyak buku alias perpustakaan kecil. Sayangnya, Cipaheut Pondokan Dago Villa ini tampak kurang dikelola dengan serius. Penjaganya (saat itu) hanya ada satu; dan dia yang bantu kami untuk bikin sarapan dan lain-lain. Kami juga harus menunggu cukup lama ketika kopi dan gula habis (si penjaga mesti ke warung untuk membelinya). Untuk tempat tidur, ya standar saja. Tidak istimewa. Meskipun tempatnya bagus, namun dengan harga yang terbilang lumayan di kelasnya, tempat ini seharusnya bisa lebih menarik lagi... jika dikelola dengan lebih baik.

Verdict
Cocok buat yang ingin berada dekat dengan kota namun menginap di tempat yang rindang. Tapi dengan harga segitu, seharusnya bisa lebih baik lagi pelayanannya.




Tuesday, January 21, 2014

Kejutan Seru Pelabuhan Ratu

Sebenarnya, hampir tidak pernah ada keinginan untuk berlibur ke sekitaran Pelabuhan Ratu. Seperti kurang  menarik untuk didatangi. Cuma akhir tahun 2013 yang lumayan ompong dengan banyak tanggal merah bikin saya bertekad, "Harus liburan!" Tidak banyak alternatif yang tersedia, karena harga tiket pesawat sudah melambung. Jadi satu-satunya pilihan yang masuk akal ya ke Pelabuhan Ratu. Saya pilih area Cimaja biar lebih sepi ketimbang pantai-pantai di sekitar Pelabuhan Ratu lainnya. Dan lima hari di sana benar-benar bikin relaks dan terbilang liburan sukses! 

25 Desember 2013
Saya berangkat naik kereta KRL pukul 10.00 dan sampai di Bogor jam 11 kurang. Bogor hujan (so typical ya) hingga baru bisa naik bus sekitar pukul 13.30 wib dan sampai terminal Pelabuhan Ratu pukul 5 sore. Menuju Cimaja Square juga tidak susah, cukup sekali naik angkot. Nah karena sampai Maghrib, jadi hari ini waktu habis di jalan. Hari ini juga kami cari tahu mau ke mana saja beberapa hari ke depan (minim persiapan banget lah!)

Cimaja Square, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat

When
25-29 Desember 2013

Where
JL. Raya Cisolok KM. 5, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat

How to Get There
Oke, untuk perjalanan kali ini, saya dan suami pergi menggunakan kendaraan umum. Yup! Diawali dengan naik kereta KRL dari Pasar Minggu menuju Bogor. Niat awal adalah naik kereta dari Bogor-Sukabumi, turun di Cibadak. Tapi tiketnya habis. Jadi kami menuju terminal bus Baranangsiang. Awalnya bingung, karena banyaknya bus yang mangkal dan belum ada yang tujuan Pelabuhan Ratu. Dan ternyata, bus MGI AC (Rp45.000) ada di terminal paling belakang! Dari sini, butuh sekitar 3-5 jam menuju terminal Pelabuhan Ratu dengan perjalanan yang rada "menyenangkan". Begitu sampai terminal, naik angkot biru menuju Cisolok. Sekitar 20 menit dari terminal (setelah melewati Inna Samudra Beach Hotel), bertemu lah dengan Cimaja Square di kiri jalan!

Description
Saya menemukan Cimaja Square setelah telusur sana dan sini di internet dan langsung cinta sama tempatnya. Semua bungalow berada di tengah sawah. Dari area restoran (yang ditepi jalan raya), Anda mesti jalan ke belakang, melewati beberapa rumah penduduk dan deretan sawah, lalu sekitar 5-10 menit kemudian baru sampai bungalow. Suasana malam sangat sangat gelap, jadi tiap tamu dipinjamkan sebuah senter. 

Total mereka punya 6 bungalow dan baru-baru ini menambah 4 lagi dalam bentuk kamar. Karena saat high season, jadi harga kamar dua kali lipat dan sudah penuh semua. Yang tersisa hanya bungalow kamar no 6 (low season: Rp150.000/malam), dan sayangnya dapat yang double single bed. Sementara yang lain, satu bungalow = satu pemesan kamar, kalau yang saya ini desainnya satu bungalow besar yang dibagi menjadi dua buah pintu/kamar; atap tinggi menggunakan rumbia. Jadi, bisa dibilang percakapan di kamar sebelah (dan kamar kami, tentunya) saling terdengar. Ini lucu banget sih! Apalagi tanpa televisi dan selewat Maghrib, sudah sepi senyap. Itulah kalau dapat kamar dengan harga termurah :) Tapi mengenai makanan, pelayanan, dan semuanya, saya sangat sangat puas. Ibu Eleonora, si pemilik, juga ramah dan menyapa semua tamu-tamunya. Setiap Sabtu-Minggu ada Pizza Night dan di resto ini juga tersedia deretan buku, meja biliar, dan sebagainya buat hiburan. 

Verdict
Tempat sempurna untuk jauh dari keramaian. Tenang, dapat tidur jam 8-9 malam ditemani bunyi jangkrik dan tokek, buka pintu di pagi hari langsung disuguhkan hamparan hijau sawah. Dan harganya sangat-sangat nyaman di kantong! 

 

 

 

Tuesday, January 7, 2014

Palais de Chine, Taipei, Taiwan

When
18-20 November 2013

Where
No 3 Section 1, Chengde Road, Datong District, Taipei, Taiwan

How to Get There
Yang menarik dari hotel ini adalah lokasinya yang superstrategis. Dari Taoyuan International Airport, Anda bisa naik MRT, turun di MRT Taipei Main Station. Setelah itu, ikuti panah menuju Civil Boulevard (Taipei Bus Station). Atau, ikuti petunjuk menuju Q Square, mall yang berada persis di sebelah Palais de Chine.

Description
Bayangkan Anda sedang berada di sebuah kastil tua di pedalaman Prancis. Susah ya? Sama kok dengan saya, karena saya juga belum pernah ke kastil di pedalaman Prancis. Tapi ya, mungkin kira-kira bentuknya seperti Palais de Chine, namun yang ini dikemas dengan pelayanan dan fasilitas hotel bintang lima. Dinding yang terbuat dari bebatuan, atmosfer hangat berkat nuansa cokelat yang kental, serta hiasan berukuran besar berupa kuda, burung, dan sebagainya menghiasi mayoritas sudut hotel. Saya menginap di kamar deluxe dan jujur saya tidur pulas layaknya bayi (selain karena perjalanan yang panjang menuju Taipei). Antara kamar mandi dan kamar tidak dibatasi oleh sekat atau dinding, hanya tirai saja. tempat tidur ukuran king dengan bantal bulu angsa sudah pasti menemani dan menjadi standar minimum untuk hotel bintang lima. Persis di sebelah hotel ada Q Square dan Taipei City Mall, jadi berbelanja jelas lebih dekat. Dan bepergian juga hanya perlu menuju Taipei Main Station, hanya 10 menit saja. Yang paling seru adalah menu sarapan. Sepertinya semua yang Anda inginkan ada di sini. Puas!

Verdict
Suasana hotel yang tak biasa ini bisa jadi bukan favorit semua orang, khususnya untuk keluarga. Untuk harga kamar sekitar Rp1,5 jt per malam, jelas hotel ini layak bersanding dengan bintang lima lainnya.



 

Friday, December 6, 2013

Let the Journey Begins III: Pattaya dan Bangkok, Thailand

Selamat datang di cerita ketiga! Nah, setelah Vietnam, saya dan suami tiba di Thailand pada 21 September 2013. Di negara ini, habiskan 8 hari; 3 malam di Pattaya dan 4 malam di Bangkok. Di destinasi terakhir, mama dan kedua kakak ikut jalan-jalan! Dari liburan berdua, perjalanan berubah jadi liburan keluarga!


Pattaya (21-24 September 2013)
begitu tiba di Suvarnabumi, kami langsung menuju ke DoubleD Boutique Hotel (cara menuju sini ada di link). Dan tempat ini sungguh menyenangkan! Sedikit saya jabarkan mengenai Pattaya. Tempat ini penuh dengan apartemen dan kondominium, bapak-bapak bule tua berjalan dengan mbak lokal yang masih muda. Pattaya sepertinya pernah berada di masa kejayaan, tapi kini sudah tidak lagi. Aura "mari bersenang-senang" tetap ada, tapi dengan aura yang redup. Secara umum, Pattaya dibagi menjadi North Pattaya, Central Pattaya, dan South Pattaya. Lurus setelah South Pattaya, Anda akan  tiba di Jomtien Beach, yang konon lebih oke ketimbang pantai Pattaya itu sendiri. 

Malam Minggu, kami langsung menjajal pusat Pattaya, yaitu Walking Street! Dari hotel, kami gunakan song taew, transportasi publik berupa mobil pickup yang dimodifikasi dengan tempat duduk dan atap. Sekali naik untuk rute dekat, bayar 1o baht. Mbak-mbak (baik yang asli maupun yang "tiruan") sudah berderet dengan pakaian minim. Kanan, kiri, depan, belakang, semua membujuk agar para pengunjung pergi ke bar atau pub mereka. Entah kenapa ada banyak sekali warga keturunan Timur Tengah di sana, bersenang-senang dengan banyak wanita lokal. Bahkan ada satu jalan di dekat Walking Street yang isi turis, restoran (bahkan menunya) menggunakan bahasa Arab. Begitulah. 

  

Friday, November 29, 2013

Let the Journey Begins II: Kuala Lumpur - Ho Chi Minh

Setelah Kuala Lumpur, kami pun terbang menuju Ho Chi Minh dengan AirAsia, jadwal pukul 12.00 dan tiba di Tan Son Nhat Airport sekitar pukul 13.00 waktu setempat!

18 September 2013
Halo Ho Chi Minh! Begitu tiba, kami ikut serta dengan rombongan pengantre taksi di sebelah kiri pintu keluar bandara. Sudah lebih baik dari terakhir kali saya ke sini. Sekarang ada mas-mas penjaga yang bantu carikan taksi. Sekitar 40 menit kemudian, kami tiba di Blue River Hotel. Langsung check in dan pergi lagi untuk manfaatkan waktu yang ada dengan sedikit bantuan dari si penjaga hotel yang berikan peta objek wisata di sekitar kami. Tujuan pertama: War Remnants Museum! Kami naik taksi, karena katanya jam 5 sore museum tutup dan saat itu sudah pukul 4 sore. Ini merupakan museum tiga (atau empat?) tingkat yang masing-masing ruangan menceritakan mengenai peperangan antara Vietnam dan Amerika Serikat. Mulai dari propaganda negara lain untuk bantu usir AS dari Vietnam hingga Agent Orange (herbicide orange),  semacam zat kimia yang disebar dan membunuh 400 ribu warga Vietnam (belum termasuk yang cacat karena zat beracun itu). Memang negara bisa kuat berkat sejarah ya. Salut lho, sama Vietnam! Setelah dijajah Prancis, lanjut didatangi AS hingga akhirnya merdeka.